Adalah kau,
masa depan yang
tidak mungkin siap
kuhapal dalam sepiku.
masa depan yang
tidak mungkin siap
kuhapal dalam sepiku.
Aku harus menunduk.
Kemudian menghitung rupa
kecewaku, yang terus
mendidih dalam nadi.
Kemudian menghitung rupa
kecewaku, yang terus
mendidih dalam nadi.
Hanya kepadamu,
seorang yang entah
pada masalalu,
kupercaya penuh diriku.
Tertanam kau begitu dalam
di lubuk kesuyian dan lalu
hilang dalam ribuan cahaya.
seorang yang entah
pada masalalu,
kupercaya penuh diriku.
Tertanam kau begitu dalam
di lubuk kesuyian dan lalu
hilang dalam ribuan cahaya.
Malam ini, untuk
sementara, kubayangkan
wajahmu yang putih, serta
matamu yang berkilau
datang dan hilang. Saat
hendak ingin mendekapmu,
kau hanya bayang, kemelut
dalam otakku yang
membekukan namamu.
sementara, kubayangkan
wajahmu yang putih, serta
matamu yang berkilau
datang dan hilang. Saat
hendak ingin mendekapmu,
kau hanya bayang, kemelut
dalam otakku yang
membekukan namamu.
Aku sendiri,
masih menghitung butir
hujan dari minggu lalu,
yang masih menghujam hatiku.
masih menghitung butir
hujan dari minggu lalu,
yang masih menghujam hatiku.
Pamulang, 2016