Gedung KNPI


Setelah sekian lama aku

Berhasil menyembunyikan

Kegelisahanku,

Dalam dan begitu rapat,

Namun kau datang lagi.

Serupa hujan dan mulai 

memakanku sedikit demi

Sedikit. Ditambah angin kampung

Halaman membunyikan lara

dengan melodi sakit 

dari masa lalu. 


Kau yang tumbuh sebagai 

kenangan, memamah aku di 

dalamnya, kuat dan mencekik.

Memoar ini bagai laron 

dalam kepalaku,

Terus saja berputar dan 

membawa bahasa kampung nun 

jauh di Kandang, tempat

Orang-orang meninggalkan

Dirinya sebagai tragedi. 


Meski telah kubuang dan lupakan,

Tapi tetap saja kau mengendap,

Mengintip, dan menebar seluruh rasa

Sakit di dalam mimpi juga saat terjaga.

Ia hanya ingin keadilan, bahasa 

Sedarhana dengan ribuan kegagalan.

Tapi aku hanyalah puisi, 

Bahasa remeh yang tak 

Ingin dibaca orang di masa kini. 


Pergilah sayang,

Ke dalam lubuk rantau

ingatanmu sendiri. Tenanglah

di sana, hanya doa gunung

dan kedamaian hutan yang

Dapat kukirim. Selebihnya

air mata doa kepergian,

mungkin sedikit bunga 

meski terlambat.


*Tradedi Gedung KNPI, sebagai sebutan resmi yang dipakai oleh media massa dan organisasi HAM, adalah sebuah peristiwa kekerasan terhadap sipil di Aceh yang terjadi tanggal 9 Januari 1999.


Ilustrasi: Yudi Yudoyoko