Tragedi Bumi Flora






Yuk, tidur kataku kepada 

Tragedi, yang terus merambat 

dalam pikiran ini.

Aku hanya ingin katakan, 

tubuhku tak lagi sanggup untuk 

terus terjaga, kemudian menidurkan 

masa lalu kalian yang dicuri 

oleh negara kita puluhan tahun lalu! 


Hei, tubuhku bukan simposium!

tempat di mana

Kalian ingin duduk 

dan bercerita 

tentang kehilangan. Aku juga ingin

Tidur dengan pulas, 

sambil bermain

dengan bunga mimpiku yang

Sepanjang hayat telah hilang

Oleh kepedihan kalian. 


Semua dari kita adalah 

kehilangan, 

Juga etalase kenangan, puzle 

Zig-zag air terjun sejarah yang

Terus mengalir ke dalam pikiran.

Tapi aku ingin berhenti sejenak

dari hiruk pikuk suara masa lalu,

Yang datang ke dalam diri ini. 


Hei, tubuhku bukan simposium!

Tempat di mana 

Kalian ingin duduk 

dan menuang semua 

menu darah dan bendera kuning.

Maka, pergilah 

dengan dinginnya pagi hari, 

dan MoU Helsinki yang 

ompong itu. Jangan harap

Dia akan jadi alas 

tidur perdamaian!


*Tragedi Bumi Flora terjadi di Aceh Timur (2001). Tragedi ini masuk dalam daftar pelanggaran HAM berat dari empat kasus pelanggaran HAM berat lainnya yang terjadi di Aceh, antara lain Tragedi Rumoh Geudong di Pidie (1998), pembunuhan massal di Simpang KKA Aceh Utara (1999), penghilangan orang secara paksa dan kuburan massal di Bener Meriah (2002), serta pembununuhan massal di Jambo Keupok, Aceh Selatan (2003).


Ilustrasi: Veri Apriyatno